Fenomena Baru, Memberikan MPASI Dengan Cara Responsive Feeding

Blogs ● Fenomena Baru, Memberikan MPASI Dengan Cara Responsive Feedi..


Mumsandbabes -

Diposting : 21 Apr 2018

Setelah melewati masa ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI ( MPASI) menjadi perhatian berikutnya. Mulai pemilihan makanan, hingga cara pemberiannya.

Dalam memberi MPASI, Moms perlu mempertimbangkan beberapa hal agar kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi.

Di antaranya variasi makanan, frekuensi pemberian makanan, konsistensi, terutama terkait kebersihan proses pembuatan dan pemilihan bahan makanan, juga pemberian makan sesuai usia dan kebutuhan serta kondisi bayi.

Adapun mengenai jadwal makan, Moms sebaiknya melihat kondisi bayi dalam mengatur jadwal makan.

Dengan kata lain, Moms tidak perlu terlalu ketat dengan jadwal makan, tetapi perlu tugas dan menerapkan responsive feeding.

Menurut dr. Meta Hanindita, SpA., dalam bukunya Mommyclopedia. Panduan Lengkap Merawat Bayi 0-1 Tahun ( Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2015), responsive feeding turut menentukan keberhasilan pemberian MPASI, terutama bagi Moms bekerja.

Dengan begitu, Moms bisa memberikan MPASI sesuai kebutuhan anak yang pastinya berbeda satu dengan lainnya.

"Dengan responsif melihat kondisi bayi, ibu bekerja justru bisa memberikan makan saat bayi memang butuh makanan,

tanpa fanatik dengan jadwal makan. Sebelum berangkat bekerja, jika memang bayi menunjukkan keinginan makan, ibu bisa memberinya makanan," tulis Meta.

Pemberian MPASI dengan responsive feeding juga membantu Moms dalam mengatur porsi dan frekuensi makan, sesuai kebutuhan atau usia bayi.

Misalnya, mulai enam bulan, bayi mengonsumsi MPASI alami buatan rumah dua kali sehari, dengan selingan dua kali buah, sambil tetap menyusu ASI.

Frekuensi dan porsi makan perlahan bisa bertambah, sesuai usia. Lagi-lagi, tak ada aturan baku untuk pengaturan makan pada bayi ini.

Moms perlu responsif terhadap kebutuhan anaknya. Saat usia 7-8 bulan misalnya, lihat kondisi bayi jika ingin menambah porsi atau frekuensi makan.

Begitu pun ketika bayi berusia 8-9 bulan, frekuensi makan bisa menjadi tiga kali sehari, ditambah selingan, tanpa melupakan pemberian ASI.

Ada juga bayi yang makan sedikit tapi lebih sering frekuensinya. Setiap anak berbeda, Moms perlu melihat kebutuhannya," saran Meta.

Berikut perilaku pemberian makan dengan menerapkan asuhan psikososial yang direkomendasikan WHO (responsive feeding)

  • Mempelajari dan merespons tanda-tanda lapar dan kenyang pada bayi. Jangan biarkan bayi menangis kelaparan, jangan juga tetap memberikan makanan saat bayi terlihat kenyang.

  • Memberi makan dengan perlahan dan sabar. Dorong bayi untuk makan tapi jangan memaksa.

  • Jika bayi menolak makanan, cobalah kombinasi makanan lain, rasa lain, dan tekstur lain.

  • MPASI sebaiknya dibuat sendiri di rumah. Selain bisa mengontrol kebersihan dalam proses pembuatannya, Moms juga bisa memilih bahan makanan yang segar sehingga bisa lebih menjamin kualitas MPASI.

  • Berikan MPASI gizi seimbang. Satu porsi makanan mengandung protein, lemak, karbohidrat.

Untuk bumbu, pilih bumbu netral saja seperti bawang putih, porsinya juga sedikit. Gula garam sebaiknya dihindari.

  • Meminimalisasi gangguan saat bayi makan seperti mematikan televisi, menyingkirkan handphone, dan menyimpan mainan bayi.

  • Jadikan makan sebagai proses yang menyenangkan. Selalu ajak bayi berkomunikasi saat makan, berikan senyuman, serta kata-kata yang menyemangati dan lakukan kontak mata. (*)



Our Brands

Lihat Semua




Follow Us





Top