Diare saat hamil pasti sangat tidak nyaman, apalagi jika disertai keluhan mual dan muntah. Apabila tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi yang bisa berbahaya bagi ibu dan janin.
Ibu hamil disebut mengalami diare jika tekstur tinja saat buang air besar (BAB) menjadi cair dengan frekuensi lebih dari tiga kali dalam sehari. Diare merupakan keluhan yang cukup sering terjadi selama hamil. Diperkirakan hampir 34% wanita hamil pernah mengalami diare.
Penyebab Diare saat Hamil
Diare saat hamil bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti:
1. Perubahan hormonal
Saat hamil tentu saja terjadi perubahan hormonal. Perubahan hormon tertentu dapat memengaruhi proses pencernaan yang mengarah pada gangguan pencernaan, seperti diare, mual, dan muntah. Hormon tertentu juga dapat menyebabkan ibu hamil mengalami sembelit (konstipasi).
2. Infeksi
Mikroorganisme yang paling sering menjadi penyebab diare pada ibu hamil adalah virus, bakteri (misalnya Salmonella, Shigella, E. Coli, atau Campylobacter), dan parasit (misalnya protozoa).
3. Intoleransi makanan
Ibu hamil biasanya akan mengubah pola makan dan memilih jenis makanan yang lebih sehat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin. Ada beberapa makanan yang mungkin tanpa disadari dapat memicu diare. Kondisi ini disebut intoleransi makanan. Selain itu, ketidakcocokkan terhadap susu sapi (intoleransi laktosa) serta produk olahannya, seperti keju atau yoghurt, juga sering menjadi penyebab diare pada ibu hamil.
4. Efek samping obat
Beberapa jenis obat-obatan, seperti antibiotik, obat pereda nyeri golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS), dan obat maag yang mengandung magnesium hidroksida, bisa menyebabkan diare pada ibu hamil. Selain obat-obatan, suplemen kehamilan juga bisa saja menyebabkan diare saat hamil.
5. Penyakit tertentu
Irritable bowel syndrome (IBS) dan penyakit radang usus merupakan beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan diare pada ibu hamil.
6. Tanda persalinan
Terkadang diare bisa menjadi tanda bahwa persalinan sudah dekat, terutama bila diare terjadi pada trimester ketiga kehamilan atau beberapa minggu sebelum hari perkiraan lahir. Diare yang menandakan persalinan biasanya disertai dengan kontraksi rahim.
Karena bisa disebabkan oleh banyak hal, diare pada ibu hamil perlu mendapatkan pemeriksaan dari dokter, terutama jika diare terjadi lebih dari 2 minggu atau disertai keluhan lain, seperti penurunan berat badan, demam, dan dehidrasi.
Untuk memastikan penyebabnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik disertai pemeriksaan tambahan jika diperlukan, seperti tes darah, analisis feses, dan pemeriksaan endoskopi.
Penanganan Diare pada Ibu Hamil
Sebagian besar diare pada ibu hamil akan sembuh sendiri dalam beberapa hari, terutama diare yang disebabkan oleh infeksi virus atau intoleransi makanan. Hal yang perlu dilakukan adalah minum air putih atau minuman rehidrasi yang cukup untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang.
Minumlah segelas air atau minuman rehidrasi setiap kali BAB atau muntah. Selama diare, hindari makanan yang tinggi serat, tinggi lemak, atau pedas, serta hindari susu dan produk olahannya.
Jika diare tidak kunjung reda atau justru semakin berat, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut. Jangan sembarangan mengonsumsi obat antidiare, karena tidak semua obat aman untuk ibu hamil.
Source : Alodokter